Selasa, 28 April 2015

Kesehatan Mental dan Social Support (Dukungan Sosial)




Kesehatan Mental dan Social Support (Dukungan Sosial)

Secara umum kesehatan mental adalah kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan diri sendiri, dengan orang lain dan masyarakat serta lingkungan di mana ia hidup. Dalam hal kejiwaan kesehatna mental dapat diartikan sebagai terhindarnya orang dari gejala-gejala gangguan jiwa (neurose) dan gejala-gejala penyakit jiwa (psychose). Pribadi yang normal/ bermental sehat adalah pribadi yang menampilkan tingkah laku yang adekuat & bisa diterima masyarakat pada umumnya, sikap hidupnya sesuai norma & pola kelompok masyarakat, sehingga ada relasi interpersonal & intersosial yang memuaskan (Kartono, 1989). Sedangkan menurut Karl Menninger, individu yang sehat mentalnya adalah mereka yang memiliki kemampuan untuk menahan diri, menunjukkan kecerdasan, berperilaku dengan menenggang perasaan orang lain, serta memiliki sikap hidup yang bahagia. Saat ini, individu yang sehat mental dapat dapat didefinisikan dalam dua sisi, secara negative dengan absennya gangguan mental dan secara positif yaitu ketika hadirnya karakteristik individu sehat mental. Adapun karakteristik individu sehat mental mengacu pada kondisi atau sifat-sifat positif, seperti: kesejahteraan psikologis (psychological well-being) yang positif, karakter yang kuat serta sifat-sifat baik/ kebajikan (virtues) (Lowenthal, 2006). Kesehatan mental bukan saja merupakan ketiadaan akan penyakit mental. Kesehatan mental yang positif melibatkan suatu perasaan yang sejahtera dari sisi psikologis yang berjalan beriringan dengan perasaan sehat (Keyes & Saphiro, 2004;Ryff & Singer, 1998). Perasaan subjektif akan kesejahteraan, atau kebahagiaan merupakan penilaian seseorang akan kehidupannya (Diener, 2000).
Penegertian diatas dijelaskan bahwa kesehatan mental berhubungan erat dengan kehidupan sosial yaitu dalam hal komunikasi dan interaksi. Dalam kehidupan bersosial manusia perlu mendapatkan dukungan sosial. Sarafino (1994) menggambarkan dukungan sosial sebagai suatu kenyamanan, perhatian, penghargaan ataupun bantuan yang diterima individu dari orang lain maupun kelompok. Dalam pengertian lain disebutkan bahwa dukungan sosial adalah kehadiran orang lain yang dapat membuat individu percaya bahwa dirinya dicintai, diperhatikan dan merupakan bagian dari kelompok sosial, yaitu keluarga, rekan kerja dan teman dekat (Casel dalam Sheridan&Radmacher, 1992). Siegel (dalam Taylor, 1999) mengemukakan, dukungan sosial sebagai informasi dari orang lain yang menunjukan bahwa ia dicintai dan diperhatikan, memiliki harga diri dan dihargai serta merupakan bagian dari jaringan komunikasi dan kewajiban bersama. Dari beberapa pendapat tokoh di atas dapat disimpulkan bahwa dukungan social merupakan ketersediaan sumber daya yang memberikan kenyamanan fisik dan psikologis yang didapat melalui interaksi individu dengan orang lain sehingga individu tersebut merasa dicintai, diperhatikan, dihargai dan merupakan bagian dari kelompok social.
Bentuk-bentuk Dukungan Sosial
House, dkk (dalam Sarafino, 1994) mengemukakan beberapa bentuk dukungan sosial, antara lain:
·         Dukungan Emosional (Emotional Support)
Dinyatakan dalam bentuk bantuan yang memberikan dorongan untuk memberikan kehangatan dan kasih sayang, memberikan perhatian, percaya terhadap individu serta pengungkapan simpati.
·         Dukungan Penghargaan (Esteem Support)
House (dalam Smet, 1994) menyatakan bahwa, dukungan penghargaan dapat diberikan melalui penghargaan atau penilaian yang positif kepada individu, dorongan maju dan semangat atau persetujuan mengenai ide atau pendapat individu serta melakukan perbandingan secara positif terhadap orang lain.
·         Dukungan Instrumental (Tangible or Instrumental Support)
Mencakup bantuan langsung, seperti memberikan pinjaman uang atau menolong dengan melakukan suatu pekerjaan guna menyelesaikan tugastugas individu.
·         Dukungan Informasi (Informational Support)
Memberikan informasi, nasehat, sugesti ataupun umpan balik mengenai apa yang sebaiknya dilakukan oleh orang lain yang membutuhkan.
·         Dukungan Jaringan Sosial (Network Support)
Jenis dukungan ini diberikan dengan cara membuat kondisi agar seseorang menjadi bagian dari suatu kelompok yang memiliki persamaan minat dan aktivitas sosial. Dukungan jaringan sosial juga disebut sebagai dukungan persahabatan (Companioship Support) yang merupakan suatu interaksi social yang positif dengan orang lain, yang memungkinkan individu dapat menghabiskan waktu dengan individu lain dalam suatu aktivitas sosial maupun hiburan.

Komponen-komponen Dukungan Sosial
Weiss (dalam Cutrona, 1994) mengemukakan adanya enam komponen dukungan sosial yang disebut sebagai “The Social Provision Scale” dimana masing masing komponen alat berdiri sendiri, namun satu sama lain saling berhubungan. Adapun komponen tersebut antara lain:

a)      Instrumental Support
·         Reliable Alliance (Ketergantungan yang dapat diandalkan)
Dalam dukungan sosial ini, individu mendapat jaminan bahwa ada individu lain yang dapat diandalkan bantuannya ketika individu membutuhkan bantuan, bantuan tersebut sifatnya nyata dan langsung. Individu yang menerima bantuan ini akan merasa tenang karena individu menyadari ada individu lain yang dapat diandalkan untuk menolongnya bila individu mengalami masalah dan kesulitan.
·         Guidance (Bimbingan)
Dukungan sosial ini berupa nasehat, saran dan informasi yang diperlukan dalam memenuhi kebutuhan dan mengatasi permasalahan yang dihadapi. Dukungan ini juga dapat berupa feedback (umpan balik) atas sesuatu yang telah dilakukan individu.
b)      Emotional Support
·         Reassurance of Worth (Pengakuanpositif)
Dukungan sosial ini berbentuk pengakuan atau penghargaan terhadap kemampuan dan kualitas individu. Dukungan ini akan membuat individu merasa dirinya diterima dan dihargai.
·         Emotional Attachment (Kedekatan emosional)
Dukungan sosial ini berupa pengekspresian dari kasih sayang, cinta, perhatian dan kepercayaan yang diterima individu, yang dapat memberikan rasa aman kepada individu yang menerima.
·         Social Integration ( Integrasi sosial)
Dukungan sosial ini memungkinkan individu untuk memperoleh perasaan memiliki suatu kelompok yang memungkinkannya untuk membagi minat, perhatian serta melakukan kegiatan secara bersama-sama. Dukungan semacam ini memungkinkan individu mendapatkan rasa aman, nyaman serta merasa memiliki dan dimiliki dalam kelompok yang memiliki persamaan minat.
·         Opportunity to Provide Nurturance (Kesempatan untuk mengasuh)
Suatu aspek penting dalam hubungan interpersonal adalah perasaan dibutuhkan oleh orang lain. Dukungan sosial ini memungkinkan individu untuk memperoleh perasaan bahwa orang lain tergantung padanya untuk memperoleh kesejahteraan.
Goetlieb (1983) menyatakan ada dua macam hubungan dukungan sosial, yaitu hubungan professional yakni bersumber dari orang-orang yang ahli di bidangnya, seperti konselor, psikiater, psikolog, dokter maupun pengacara, serta hubungan non professional, yakni bersumber dari orang-orang terdekat seperti teman, keluarga maupun relasi.
Konsepsi yang salah mengenai kesehatan mental, selama ini masih banyak mitos dan konsepsi yang diyakini masyarakat Indonesia mengenai Kesehatan Mental yang keliru, antara lain: gangguan mental adalah herediter/ diturunkan, gangguan mental tidak dapat disembuhkan, gangguan mental muncul secara tiba-tiba, gangguan mental merupakan aibnagi keluarga dan bagi lingkungannya. Hal ini sangat berdampak buruk pada seseorang yang sedang terkena gangguan mental. Mereka yang terkena gangguan mental ringan maupun berat harus mendapatkan dukungan social baik dari keluarga, sahabat, teman, maupun lingkungan sekitar mereka. Myers (dalam Hobfoll, 1986) mengemukakan bahwa sedikitnya ada tiga faktor penting yang mendorong seseorang untuk memberikan dukungan yang positif, diantaranya:
·         Empati, yaitu turut merasakan kesusahan orang lain dengan tujuan mengantisipasi emosi dan memotivasi tingkah laku untuk mengurangi kesusahan dan meningkatkan kesejahteraan orang lain.
·         Norma dan nilai sosial, yang berguna untuk membimbing individu untuk menjalankan kewajiban dalam kehidupan.
·         Pertukaran sosial, yaitu hubungan timbal balik perilaku sosial antara cinta, pelayanan, informasi. Keseimbangan dalam pertukaran akan menghasilkan hubungan interpersonal yang memuaskan. Pengalaman akan pertukaran secara timbal balik ini membuat individu lebih percaya bahwa orang lain akan menyediakan bantuan.









Daftar Pustaka

Kartika Sari Dewi. (2012). Kesehatan Mental. Semarang: UPT UNDIP Semarang



Diane E. Papalia, Sally Wendkos Olds, & Ruth Duskin Fieldman. (2009). Human Development. Jakarta: Salemba Humanika.

Amie Ristianti. Hubungan Antara Dukungan Sosial Teman Sebaya dengan Identitas Diri Pada Remaja d  SMA Pusaka 1 Jakarta. Fakultas Psikologi Universitas Gunadarma


Tidak ada komentar:

Posting Komentar