Selasa, 28 April 2015

Fenomena Depresi Pada Kalangan Masa Dewasa Awal



Fenomena Depresi Pada Kalangan Masa Dewasa Awal

Setiap orang hampir pernah mengalami depresi pada saat-saat tertentu, seperti misal sedih, lesu, tidak minat pada aktifitas apapun meskipun menyenangkan. Depresi merupakan emosi yang datang di tengah ketidakberdayaan kegagalan individu, dan datang saat individu berusaha untuk mendapatkan kekuasaan yang belum dapat direalissasikam (Seligman, 1993). Depresi adalah perasaan sedih, pesimis, dan merasa kesendirian yang merupakan bagian dari depresi mayor dan gangguan masalah mood lainnya (Kaplan & Sadock, 1996). Situasi yang menjadi penyebab utama depresi adalah kegagalan di sekolah di tempat kerja, atau kegagalan dalam hal cinta. Depresi pada orang normal dapat diartikan sebagai keadaan murung (kesedihan, patah hati dan patah semangat) yang ditandai dengan perasaan tidak puas, menurunnya aktifitas, dan pesimisme di dalam masa datang. Sedangkan depresi abnormal dapat diartikan sebagai ketidakmauan ekstrem untuk mereskpop stimulus dan disertai dengan menurunnya nilai diri, ketidakmampuan delusi, dan putus asa (Chaplin, 1995). Penderita depresi tidak mampu mengambil keputusan untuk memulai suatu kegiatan atau memusatkan suatu perhatiannya pada suatu hal yang menarik. Dalam taraf ekstrim, penderita dapat disertai adanya kecemasan dan bisa jadi untuk mencoba untuk bunuh diri (Atkinson dkk., 1992)
Masa dewasa awal adalah periode antara remaja akhir dan pertengahan dewasa sampai sekitar akhir 30-an (Edelman dan Mandle, 1994 dalam Potter &Perry, 2005). Selama masa dewasa awal indvidu semakin terpisah dari keluarga asal, membangun tujuan karir, dan memutuskan apakah akan menikah dan memulai sebuah keluarga atau memutuskan hidup sendiri. Dewasa awal adalah usia aktif dan harus beradaptasi dengan pengalaman baru. Penelitian oleh Levinson mengidentifikasi fase-fase perkembangan dewasa awal menjadi fase awal transisi dewasa (usia18-20 tahun) ketika seseorang terpisah dari keluarga dan merasakan kebebasan; selanjutnya memasuki dunia kedewasaan (usia 21-27 tahun) ketika seseorang menyiapkan dan mencoba karir dengan gaya hidup; masa transisi (usia 28-32 tahun) ketika seseorang secara besar-besaran memodifikasi aktifitas kehidupannya dengan memikirkan tujuan masa depan (Potter & Perry, 2005).
Masa dewasa awal merupakan periode yang penuh tantangan, penghargaan, dan krisis. Tantangan ini meliputi tuntutan kerja dan membentuk keluarga. Dewasa awal harus membuat keputusan mengenai karir, pernikahan dan menjadi orang tua. Pada usia dewasa awal juga menghadapi krisis seperti merawat orang tua yang telah lanjut usia. Dewasa awal kadang terjebak antara keinginan untuk memperpanjang masa remaja yang tidak ada tanggung jawab dan keinginan untuk memikil tanggung jawab dewasa. Dewasa yang gagal mencapai tugas perkembangan integrasi personal mengembangkan hubungan secara superfisial dan stereotip. Masalah kesehatan psikososial dewasa awal sering berhubungan dengan stress, seperti stress pada pekerjaan dan keluarga (Potter dan Perry, 2005). Kegagalan-kegagalan seseorang dalam tantangan masa dewasa awal inilah yang dapat menyebabkan seseorang merasa putus asa dan mengalami depresi. Depresi pada masa dewasa awal juga dapat disebabkan oleh pemikiran individu-individu masa dewasa awal yang dibiasakan pada interpretasi negative. Interpretasi tentang diri seperti gambaran pseimis tentang diri, dunia dan masa depan. Sikap-sikap negative akan membuat bias-bias kognitif dan memicu depresi.
Beberapa gejala yang mungkin terjadi pada seseorang yang mengalami depresi (keltner, dkk, 1999) yaitu:
·         Kejilangan minat atau rasa nikmat terhadap semua, atau hamper semua kegiatan sebagian besar waktu dalam satu hari, hamper setiap hari (ditandai oleh laporan subjektif atau pengamatan orang lain);
·         Khilangan berat badan yang signifikan saat tidakdiet atau bertambahnya berat badan secara signifikan (missal: perubahan berat badan lebih dari 5% berat badan sebelumnya dalam satu bulan);
·         Insomnia atau hypersomnia hamper setiap hari;

·         Kegelisahan atau kelambatan psikomotor hamper setiap hari (dapat diamati oleh orang lain, bukan hanya perasaan subjektif akan kegelisahan atau merasa lambat);
·         Perasaan lelah atau kehilangan kekuatan hamper setiap hari;
·         Persaan tidak berharga atau perasaan bersalah yang berlebihan dan tidak wajar (bisa merupakan delusi) hamper setiap hari;
·         Berkurangnya kemampuan untuk berfikir atau berkonsentrasi, atau sulit membuat keputusan, hamper setiap hari (ditandai oleh laporan subjektif atau pengamatan orang lain);
·         Berulang kali muncul pikiran akan kematian (bukan hanya takut mati), berulang kali muncul pikiran untuk bunuh diri tanpa renana yang jelas, atau usaha bunuh diri atau rencana yang spesifik untuk mengakhiri nyawa sendiri.


tips untuk mencegah depresi:

  •  Berpikiran positif atau Positive Thinking, dengan begitu jika ada masalah yang datang anda bisa mengatasinya dengan mengambil hikmah dan mencari solusi untuk memecahkan sebuah masalah yg sedang anda alami.
  • Bercerita kepada orang lain, jika memiliki masalah walaupun sedikit mulailah bercerita kepada keluarga, teman atau padangan. karena dengan begitu kita tidak akan menyimpan masalah agar tidak bertumpuk dan mampu mengekspresikan emosi negatif kita. 
  • liburan, melakukan hobi. sempatkanlah liburan bersama keluarga, sahabat, dan teman yang anda kenal atau menjalani hobi anda dengan begitu dapat melepas beban pekerjaan yang sedang anda alami. 
  • Berdoa, setiap orang memiliki keyakinan atau agama masing-masing. dengan berdoa kita dapat mengingat bahwa agama menanamkan kesadaran akan eksistensi diri manusia sebagai makhluk yang lemah dengan segala keterbatasan. Hal ini akan menyadarkan manusia tentang kehidupannya, kedudukan, popularitas, kecerdasan dll. dan dengan berdoa kita dapat mendapatkan ketenangan diri.




Daftar Pustaka

Diane E. Papalia, Sally Wendkos Olds, & Ruth Duskin Fieldman. (2009). Human Development. Jakarta: Salemba Humanika.
B.P. Dwi Riyanti & Hendro Prabowo. (1998). Psikologi Umum 2. Jakarta: Gunadarma
Aulia Maulida. (2012). Gambaran Tingkat Depresi Pada Mahasiswa Program Sarjana yang Melakukan Konseling Di Bidang Konseling Mahasiswa Universitas Indonesia. Diunduh Dari lib.ui.ac.id/file?file=digital/20313177-S43732-Gambaran%20tingkat.pdf. Pada Tanggal 28 april 2015 Pukul 20.50



Tidak ada komentar:

Posting Komentar