Kamis, 31 Maret 2016

Teknik-Teknik Dalam Terapi Psikoanalisis



Freud adalah pemikir yang spekulatif dan inovatif, yang boleh jadi tertarik pada pengembangan teori daro pada menangani mereka yang sakit. Ia mencurahkan begitu banyak waktu untuk menemukan teori yang tidak hanya membantu pasien, tetapi juga mambantunya melihat ke dalam kepribadian manusia yang diperlukan untuk membangun teori psikoanalisis.
Pada umumnya Freud mengembangkan teorinya tentang struktur kepribadian dan sebab-sebab gangguan jiwa. Konsep Freud yang anti rasionalisme menekankan motivasi tidak sadar, konflik dan simbolisme sebagai konsep primer. Manusia pada hakekatnya bersifat biologis, dilahirkan dengan dorongan-dorongan instingtif dan perlakuan merupakan fungsimereka secara mendalam terhadap doronagn-dorongan itu. Manusia bersifat tidak rasional, tidak sosial dan destruktif terhadap dirinya dan orang lain. Energi psikis yang paling besar disebut libido yang bersumber dari dorongan seksual yang terarah pada pencapaian kesenangan. Selanjutnya Freud menyebutkan dua macam libido yaitu eros  sebagai dorongan untuk hidup dan thanatos sebagai dorongan untuk mati. Menurut Freud,  strukrut kepribadian terdiri tiga sistem yaitu id adalah aspek biologis yang merupakan sistem kepribadian yang asli. ego adalah aspek psikologis yang timbul karena kebutuhan organisme untuk berhubungan dengan dunia kenyataan. Superego adalah aspek sosiologis yang mencerminkan nilai-nilai tradisional serta cita-cita masyarakat yang ada di dalam kepribadian individu.

Ada 5 macam terapi dalam psikoanalisa yaitu:
1.           Asosiasi Bebas
Teknik pokok dalam terapi psikoanalisa adalah asosiasi bebas. Terapis memerintahkan klien untuk menjernihkan pikirannya dari pemikiran sehari-hari dan sebanyak mungkin untuk mengatakan apa yang muncul dalam kesadarannya. Yang pokok, adalah klien mengemukakan segala sesuatu melalui perasaan atau pikiran dengan melaporkan secepatnya tanpa sensor.
Asosiasi bebas adalah salah satu metode pengungkapan pengalaman masa lampau dan penghentian emosi-emosi yang berkaitan dengan situasi traumatik di masa lalu. Hal ini dikenal sebagai katarisis. Katarisis secara sementara dapat mengurangi pengalaman klien yang menyakitkan akan tetapi tidak memegang peranan utama dalam proses penyembuhan. Sebagai suatu cara membantu klien memperoleh pengetahuan dan evaluasi diri sendiri, terapis menafsirkan makna-makna yang menjadi kunci dari asosiasi bebas. Selama asosiasi bebas tugas terapis adalah untuk menidentifikasi hal-hal yang tertekan dan terkunci dan terkunci dalam ketidaksadaran.
Cara terapinya yaitu teknik dasar untuk melakukan psikoanalisa ini adalah dengan meminta klien berbaring di dipan khusus (couch) dan terapis duduk dibelakangnya jadi posisi klien menghadap ke arah lain, tidak bertatapan dengan terapis. Klien diminta mengemukakan apa yang muncul dalam pikirannya dengan bebas, tanpa merasa terhambat, tertahan dan tanpa harus memilih mana yang dianggap penting atau tidak penting. Terapis yang duduk di belakang dipan khusus pada dasarnya mendengarkan tanpa menilai atau memberi kritik dan memperlihatkan sikap ingin mengetahui lebih banyak tentang klien. Namun pada saat-saat tertentu, terapis memotong asosiasi bebas yang sedang dikemukakan oleh klien bilamana dianggap penting untuk memperjelas hubungan-hubungan antara asosiasi-asosiasi satu sama lain misalnya ada kaitanya dengan mimpi-mimpi yang dialam.

2. Interpretasi
 Interpretasi adalah prosedur dasar yang digunakan dalam anaisis   asosiasi bebas, analisis mimpi, analisis resistensi dan analisis transparansi. Prosedurnya terdiri atas penetapan analisis, penjelasan, dan bahkan mengajar klien tentang makna perilaku yang dimanifestasikan dalam mimpi, asosiasi bebas, resistensi dan hubungan teraupetik itu sendiri. Fungsi interperasi adalah membiarkan ego untuk mencerna materi baru dan mempercepat proses menyadarkan hala-hal yang tersembunyi. Ada tiga hal yang harus di perhatikan dalam interpretasi sebagai teknik terapi. Pertama, interpretasi hendaknya disajikan pada saat gelaja yang diinterpretasikan berhubungan erat dengan hal-hal yang disadari klien. Kedua, interpretasi hendaknya selalu dimulai daripermukaan dan baru menuju ke hal-hal yang dalam yang dapat dialami. Oleh situasi emosional klien. Ketiga, memetapkan resistensi pertahanan sebelum menginterpretasikan emosi atau konflik.

3. Analisis Mimpi
Analisis mimpi merupakan prosedur yang penting untuk membuka hal-hal yang tidak disadari dan membatu klien untuk memperoleh penjelasan kepada masalah-masalah yang belum terpecahkan. Selama tidur pertahanan menjadi lemah dan perasaan-perasaan yang tertekan menjadi muncul ke permukaan. Freud melihat bahwa mimpi sebagai “royal to the uncouncious”, dimana dalam mimpi semua keinginan, kekbutuhan,dan ketakutan yang tidak disadari diekspresikan. Beberapa motivasi yang tidak diterima oleh orang lain dinyatakan dalam simbolik dari pada secara terbuka dan langsung.

4. Analisis dan Interpretasi Resistensi
Resistensi sebagai suatu konsep fundamental praktek-praktek psikoanalisa yang bekerja melawan kemajuan terapi dan mencegah klien untuk menampilkan hal-hal yang tidak disadari. Frued memandang resistensi sebagai suatu dinamika yang tidak disadari yang mendorong seseorang untuk mempertahankan terhadap kecemasan.resistensi bukan sesuatu yang harus diatasi karena hal itu merupakan gambaran pendekatan pertahanan klien dalam kehidupan sehari-hari. Resistensi harus diakui sebagai alat pertahanan menghadapi kecemasan.

5. Analisis dan Interpretasi dan Transperensi
Seperti halnya resistensi, transperensi (pemindahan) terletak dalam arti terapi psikoanalisa dalam proses terapeutik pada saat dimana kegiatan-kegiatan klien masa lalu yang tak terselesaikan dengan orang lain, menyebabkan dia mengubah masa kini dan mereaksi kepada analisis sebagai yang dilakukan kepada ibunya atau ayahnya. Kini, dalam hubungan dengan konselor klien mengalami kembali perasaan penolakan permusushan yang pernah dialamiterhadap orang tuanya.

Teknik yang paling saya sukai adalah teknik asosiasi bebas, karena melalui asosiasi bebas seorang pasien yang diminta untuk mengekspresikan semua pikiran, perasaam, harapan-harapan, sensasi, citra dan ingatannya melalui kata-kata sepontan ketika si pasien dalam keadaan sadar maupun tidak sadar. Dengan begitu pasien yang mengalami trauma, atau masalah psikis yang ringan bisa mengungkapkan apa yang selama ini dipendam. Asosiasi bebas juga cenderung mendukung kelangsungan fungsi-fungsi mental, baik itu berupa perasaan, pikiran, ingatan, gairah atau kasih sayang, dan citra diri dan jika fungsi-fungsi itu mengalami gangguan maka orang yang bersangkutan akan mengalami kesulitan untuk mengungkapkan apa yang ada di dalam benaknya. Jadi metode asosiasi bebas ini  penting untuk mendorong pasien mengeluarkan segala yang ada di dalam pikiran sadar maupun nawah sadarnya, sehingga ada kalanya metode ini bisa membangkitkan kembali ingatan atau pengalaman yang telah terkubur .

Daftar Pustaka :
Feist, J. & Feist, Gregory. J (2010). Teori kepribadian. Jakarta Selatan: Salemba Humanika.
Surya, M. (2003). Teori-teori Konseling. Bandung: C.V. Pustaka  Bani Quraisy.
Gunarsa, S.D. (1996). Konseling dan Psikoterapi. Jakarta : Gunung Mulia

Kamis, 24 Maret 2016

Kelebihan dan Kekurangan teknik psikoanalisis


                                   
Freud adalah pemikir yang spekulatif dan inovatif, yang boleh jadi tertarik pada pengembangan teori daro pada menangani mereka yang sakit. Ia mencurahkan begitu banyak waktu untuk menemukan teori yang tidak hanya membantu pasien, tetapi juga mambantunya melihat ke dalam kepribadian manusia yang diperlukan untuk membangun teori psikoanalisis.
Tujuan utama dari terapi psikoanalisis Freud yang berkembang kemudian adalah mengungkapkan ingatan yang direpresi melalui asosiasi bebas dan analisis mimpi. Menurut Freud terapi psikoanalisi bekerja dengan cara mengubah apa yang tidak disadari menjadi disadari, dan terapi ini berhasil apabila mampu menyebabkan perubahan tersebut. lebih spesifik lagi, tujuan dari teori psikoanalisis adalah untuk memperkuat ego, untuk membuatnya mandiri dari super ego, memperluas persepsi, dan mengembangkan organisasinya sehingga ego tersebut dapat mengambil alih id. Freud mencatat adanya keterbatasan atau kekurangan dari penanganan psikoanalisis, yaitu :
·          Pertama, tidak semua kenangan masa lalu bisa atau sebaiknya ke alam sadar
·         Penanganan ini tidak efektif untuk psikosis atau penyakit menetap dibandingkan dengan masalah-masalah terkait fobia, histeris dan obsesi
·         Tidak hanya terbatas pada psikoanalisis, yaitu setelah sembuh, pasien bisa mengalami penyakit psikis lain.
Menyadari kekurangna tersebut, Freud merasa bahwa psikoanalaisis bis digunakan bersama-sama dengan terapi-terapi lainnya. Akan tetapi Freud menekankan bahwa psikoanalisis tidak bisa dipersingkat atau dimodifikasi.

Kelemahan dari pendekatan psikoanalisis
·             Pandangan yang terlalu determistik dinilai terlalu merendahkan martabat kemanusiaan.
·        Terlalu banyak menekankan kepada masa kanakkanak dan menganggap kehidupan seolah-olah ditentukan oleh masa lalu. Hal ini memberikan gambaran seolah-olah tanggung jawab individu berkurang.
·             Cenderung meminimalkan rasionalitas.
·             Kurang efisien dari segi waktu dan biaya.

Kelebihan dari pendekatan psikoanalisis :
·             Penggunaan terapi wicara
·           Kehidupan mental individu menjadi bisa dipahami, dan dapat memahami sifat manusia untuk meredakan penderitaan manusia.
·            Pendekatan ini dapat mengatasi kecemasan melalui analisis atas mimpi-minpi, resistensiresistensi dan transferensi-trasnferensi.
·         Pendekatan ini memberikan kepada konselor suatu kerangka konseptual untuk melihat tingkah laku serta untuk memahami sumber-sumber dan fungsi simptomatologi.

Feist, J. & Feist, Gregory. J (2010). Teori kepribadian. Jakarta Selatan: Salemba Humanika.
http://www.slideshare.net/Hilyaa/pp-konsep-dasar-pendekatan-psikoanalisis-dalam-bk