Freud adalah pemikir yang spekulatif dan inovatif, yang boleh
jadi tertarik pada pengembangan teori daro pada menangani mereka yang sakit. Ia
mencurahkan begitu banyak waktu untuk menemukan teori yang tidak hanya membantu
pasien, tetapi juga mambantunya melihat ke dalam kepribadian manusia yang
diperlukan untuk membangun teori psikoanalisis.
Pada umumnya Freud mengembangkan teorinya tentang struktur
kepribadian dan sebab-sebab gangguan jiwa. Konsep Freud yang anti rasionalisme
menekankan motivasi tidak sadar, konflik dan simbolisme sebagai konsep primer.
Manusia pada hakekatnya bersifat biologis, dilahirkan dengan dorongan-dorongan
instingtif dan perlakuan merupakan fungsimereka secara mendalam terhadap
doronagn-dorongan itu. Manusia bersifat tidak rasional, tidak sosial dan
destruktif terhadap dirinya dan orang lain. Energi psikis yang paling besar
disebut libido yang bersumber dari dorongan seksual yang terarah pada
pencapaian kesenangan. Selanjutnya Freud menyebutkan dua macam libido yaitu eros
sebagai dorongan untuk hidup dan thanatos sebagai dorongan untuk mati.
Menurut Freud, strukrut kepribadian terdiri tiga sistem yaitu
id adalah aspek biologis yang merupakan sistem kepribadian yang asli. ego
adalah aspek psikologis yang timbul karena kebutuhan organisme untuk
berhubungan dengan dunia kenyataan. Superego adalah aspek sosiologis
yang mencerminkan nilai-nilai tradisional serta cita-cita masyarakat yang ada
di dalam kepribadian individu.
Ada 5 macam terapi dalam
psikoanalisa yaitu:
1.
Asosiasi
Bebas
Teknik
pokok dalam terapi psikoanalisa adalah asosiasi bebas. Terapis memerintahkan
klien untuk menjernihkan pikirannya dari pemikiran sehari-hari dan sebanyak
mungkin untuk mengatakan apa yang muncul dalam kesadarannya. Yang pokok, adalah
klien mengemukakan segala sesuatu melalui perasaan atau pikiran dengan
melaporkan secepatnya tanpa sensor.
Asosiasi
bebas adalah salah satu metode pengungkapan pengalaman masa lampau dan
penghentian emosi-emosi yang berkaitan dengan situasi traumatik di masa lalu.
Hal ini dikenal sebagai katarisis. Katarisis secara sementara dapat
mengurangi pengalaman klien yang menyakitkan akan tetapi tidak memegang peranan
utama dalam proses penyembuhan. Sebagai suatu cara membantu klien memperoleh
pengetahuan dan evaluasi diri sendiri, terapis menafsirkan makna-makna yang
menjadi kunci dari asosiasi bebas. Selama asosiasi bebas tugas terapis adalah
untuk menidentifikasi hal-hal yang tertekan dan terkunci dan terkunci dalam
ketidaksadaran.
Cara
terapinya yaitu
teknik dasar untuk melakukan psikoanalisa ini adalah dengan meminta klien
berbaring di dipan khusus (couch) dan terapis duduk dibelakangnya jadi posisi
klien menghadap ke arah lain, tidak bertatapan dengan terapis. Klien diminta
mengemukakan apa yang muncul dalam pikirannya dengan bebas, tanpa merasa
terhambat, tertahan dan tanpa harus memilih mana yang dianggap penting atau
tidak penting. Terapis yang duduk di belakang dipan khusus pada dasarnya
mendengarkan tanpa menilai atau memberi kritik dan memperlihatkan sikap ingin
mengetahui lebih banyak tentang klien. Namun pada saat-saat tertentu, terapis
memotong asosiasi bebas yang sedang dikemukakan oleh klien bilamana dianggap
penting untuk memperjelas hubungan-hubungan antara asosiasi-asosiasi satu sama
lain misalnya ada kaitanya dengan mimpi-mimpi yang dialam.
2. Interpretasi
Interpretasi
adalah prosedur dasar yang digunakan dalam anaisis asosiasi bebas,
analisis mimpi, analisis resistensi dan analisis transparansi. Prosedurnya
terdiri atas penetapan analisis, penjelasan, dan bahkan mengajar klien tentang
makna perilaku yang dimanifestasikan dalam mimpi, asosiasi bebas, resistensi
dan hubungan teraupetik itu sendiri. Fungsi interperasi adalah membiarkan ego
untuk mencerna materi baru dan mempercepat proses menyadarkan hala-hal yang
tersembunyi. Ada tiga hal yang harus di perhatikan dalam interpretasi sebagai
teknik terapi. Pertama, interpretasi hendaknya disajikan pada saat
gelaja yang diinterpretasikan berhubungan erat dengan hal-hal yang disadari
klien. Kedua, interpretasi hendaknya selalu dimulai daripermukaan dan
baru menuju ke hal-hal yang dalam yang dapat dialami. Oleh situasi emosional
klien. Ketiga, memetapkan resistensi pertahanan sebelum
menginterpretasikan emosi atau konflik.
3. Analisis Mimpi
Analisis
mimpi merupakan prosedur yang penting untuk membuka hal-hal yang tidak disadari
dan membatu klien untuk memperoleh penjelasan kepada masalah-masalah yang belum
terpecahkan. Selama tidur pertahanan menjadi lemah dan perasaan-perasaan yang
tertekan menjadi muncul ke permukaan. Freud melihat bahwa mimpi sebagai “royal
to the uncouncious”, dimana dalam mimpi semua keinginan, kekbutuhan,dan
ketakutan yang tidak disadari diekspresikan. Beberapa motivasi yang tidak
diterima oleh orang lain dinyatakan dalam simbolik dari pada secara terbuka dan
langsung.
4. Analisis dan Interpretasi
Resistensi
Resistensi
sebagai suatu konsep fundamental praktek-praktek psikoanalisa yang bekerja
melawan kemajuan terapi dan mencegah klien untuk menampilkan hal-hal yang tidak
disadari. Frued memandang resistensi sebagai suatu dinamika yang tidak disadari
yang mendorong seseorang untuk mempertahankan terhadap kecemasan.resistensi
bukan sesuatu yang harus diatasi karena hal itu merupakan gambaran pendekatan
pertahanan klien dalam kehidupan sehari-hari. Resistensi harus diakui sebagai
alat pertahanan menghadapi kecemasan.
5. Analisis dan Interpretasi dan
Transperensi
Seperti
halnya resistensi, transperensi (pemindahan) terletak dalam arti terapi
psikoanalisa dalam proses terapeutik pada saat dimana kegiatan-kegiatan klien
masa lalu yang tak terselesaikan dengan orang lain, menyebabkan dia mengubah
masa kini dan mereaksi kepada analisis sebagai yang dilakukan kepada ibunya
atau ayahnya. Kini, dalam hubungan dengan konselor klien mengalami kembali
perasaan penolakan permusushan yang pernah dialamiterhadap orang tuanya.
Teknik yang
paling saya sukai adalah teknik asosiasi bebas, karena melalui asosiasi bebas
seorang pasien yang diminta untuk mengekspresikan semua pikiran, perasaam,
harapan-harapan, sensasi, citra dan ingatannya melalui kata-kata sepontan
ketika si pasien dalam keadaan sadar maupun tidak sadar. Dengan begitu pasien
yang mengalami trauma, atau masalah psikis yang ringan bisa mengungkapkan apa
yang selama ini dipendam. Asosiasi bebas juga cenderung mendukung kelangsungan
fungsi-fungsi mental, baik itu berupa perasaan, pikiran, ingatan, gairah atau
kasih sayang, dan citra diri dan jika fungsi-fungsi itu mengalami gangguan maka
orang yang bersangkutan akan mengalami kesulitan untuk mengungkapkan apa yang
ada di dalam benaknya. Jadi metode asosiasi bebas ini penting untuk mendorong pasien mengeluarkan
segala yang ada di dalam pikiran sadar maupun nawah sadarnya, sehingga ada
kalanya metode ini bisa membangkitkan kembali ingatan atau pengalaman yang
telah terkubur .
Daftar
Pustaka :
Feist,
J. & Feist, Gregory. J (2010). Teori
kepribadian. Jakarta Selatan: Salemba Humanika.
Surya,
M. (2003). Teori-teori Konseling. Bandung: C.V. Pustaka Bani
Quraisy.
Gunarsa,
S.D. (1996). Konseling dan Psikoterapi. Jakarta : Gunung Mulia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar